ETNOFARMAKOLOGI DAN PENAPISAN FITOKIMIATANAMAN NONBESKA OLEH MASYARAKATDI DESA SONRAEN AMARASI SELATAN

Authors

  • Theodosia Marini Jemalu Author

Abstract

Tanaman Nonbeska  merupakan tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat oleh masyarakat di desa Sonraen Amarasi selatan. Masyarakat menggunakan dan mengetahui manfaat tanaman nonbeska secara turun-temurun dari nenek moyang. Pembuktian komponen zat aktif dalam tanaman Nonbeska belum dilakukan secara ilmiah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan tanaman nonbeska sebagai obat tradisional dan mengidentifikasi kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam daun tanaman nonbeska. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dari hasil wawancara dan teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang mengetahui secara pasti tentang tanaman nonbeska sebanyak 8 orang. Pemanfaatan untuk penyakit kanker sebesar 75 %, kencing nanah 12,5 % dan stroke 12,5 %. Rata-rata bagian tanaman yang digunakan adalah bagian daun yang masih muda. Pengelolaan sebagai obat dilakukan dengan cara ditumbuk 87,5 % dan direbus 12,5 %. Hasil penapisan fitokimia tanaman nonbeska menunjukkan positif mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, triterpenoid dan steroid, tannin, dan Saponin.         

Kata Kunci : Etnofarmakologi, Penapisan Fitokimia, Tanaman Nonbeska, Desa sonraen

ABSTRACT

Nonbeska plants are plants that are used as medicine by the community in Sonraen village, South Amarasi. The community uses and knows the benefits of nonbeska plants from generation to generation from ancestors. Proving the active substance components in Nonbeska plants has not been done scientifically. The purpose of this study was to determine the utilization of nonbeska plants as traditional medicine and identify the content of secondary metabolite compounds contained in the leaves of nonbeska plants. This study used qualitative analysis methods from the results of interviews and sampling techniques in this study using purposive sampling techniques. The results showed that people who knew for sure about nonbeska plants were 8 people. Utilization for cancer is 75%, gonorrhea 12.5% and stroke 12.5%. The average part of the plant used is the young leaves. Management as a medicine is done by pounding 87.5% and boiling 12.5%. The results of phytochemical screening of nonbeska plants showed positive for alkaloid, flavonoid, triterpenoid and steroid compounds, tannins, and saponins.

 

Keywords: Ethnopharmacology, Phytochemical Screening, Nonbeska Plants, sonraen Village

References

Chairul dan Sulianti S. B. 2002.Pendayagunaan sumber daya nabati (tumbuhan) dalam pelayanan kesehatan masyarakat menuju Indonesia sehat. Berita IPTEK

Departemen Kesehatan. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI: Jakarta

Gafur, M. A., Isa, Ishak., dan Nurhayati. 2013.Isolasi dan identifikasi senyawa flavonoid dari daun jamblang(syzygium cumini).Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo.

Sulianti, S.B., Kuncari, E.S., dan Chairul, S. M. 2005. Pemeriksaan Farmakognosi dan Penapisan Fitokimia dari Daundan Kulit Batang Calophyllum inophyllum dan Calophyllumsoulatri.Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN): Jakarta Selatan

Supomo, S., Risa.Dan Junaid, R. 2016. Karakterisasi Dan Skrining Fitokimia Daun Kerehau (Callicarpa longifolia Lamk.) Jurnal Kimia Mulawarman Volume 13 Nomor 2: Samarinda

Downloads

Published

2025-01-31

How to Cite

ETNOFARMAKOLOGI DAN PENAPISAN FITOKIMIATANAMAN NONBESKA OLEH MASYARAKATDI DESA SONRAEN AMARASI SELATAN. (2025). Jurnal Pembangunan Dan Kemandirian Kesehatan, 2(01), 15-23. https://ejournal.melekliterasi.com/index.php/JPKK/article/view/157